B. PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih,
ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati,
jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong,
hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab,
adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan
tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur,
tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif,
produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan
menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak
terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.
- a. Ikhlas
Kata
ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada
dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk.
Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan
sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang
ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada
Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku
yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan
hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan
seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota
masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan
lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan
mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
b. Amanah
b. Amanah
Secara
bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)
sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan
kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya
Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada
yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi
dengan adil…” (QS 4:58).
Dalam
ayat lainnya, Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan
amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan
memikulnya karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah
amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh…”
(QS. 33:72).
- c. Adil
Adil
berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak
lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama
menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri
sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw
bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah
ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika
suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga
perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil,
dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d. Bersyukur
Syukur
menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan
dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan
nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya
syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat
tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar